Jumat, 19 Desember 2008

PKS Jadi Mainan Baru Amerika

Gus Iim: PKS Jadi Mainan Baru Amerika Jumat, 19 Desember 2008 12:01 Jakarta, NU OnlinePengamat politik internasional KH Hasyim Wahid (Gus Iim) menyatakan, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), salah satu partai politik berbasis Islam yang mulai berkembang di Indonesia hanyalah mainan baru Amerika Serikat.Dikatakannya, keadaan dunia berubah pasca perang dingin. Dunia menjadi kawasan pasar bebas sehingga dikehendakilah masyarakat yang pro pasar. Sementara kelompok Islam tradisionalis dan modernis dianggap terlalu nasionalis untuk bisa menyesuaikan diri dengan pasar bebas. ”Maka dimunculkanlah Islam baru yang namanya PKS, yang lebih sesuai dengan pasar global,” katanya. Gus Iim berbicara dalam acara refleksi akhir tahun bertajuk NU dalam Konstalasi Politik Nasional yang diselenggarakan oleh Pengurus Besar Ikatan Keluarga Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia atau IKA-PMII di aula gedung PBNU Jakarta, Kamis (18/12).Menurut adik kandung KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) ini, sebagai organisasi yang berjenjang global, PKS terpolarisasi dalam beberapa kelompok. “Di dalamnya memang retak-retak. Yang satu berkiblat ke Departemen Luar Negeri Amerika, satu lagi terkait dengan DI/TII tapi semuanya Amerika juga,” katanya.Menurut Gus Iim, reformasi Indonesia sebenarnya tidak ada. Yang ada hanyalah peristiwa penjatuhan Soeharto oleh Amerika Serikat. Menurutnya, pasca perang dingin Amerika sudah tidak perlu lagi “centeng” di beberapa negara, termasuk Soeharto."Gelombang demokratisasi itu sebenarnya tidak ada. yang ada adalah cerita bahwa Amerika sedang sibuk membawa pembaharuan pengelolaan ekonomi di negara kaya minyak dan mineral,” katanya.Bersamaan dengan itu kelompok Islam tradisionalis dan modernis dianggap sudah tidak dibutuhkan.Dikatakannya, sebelumnya memang dimunculkan dikotomi Islam tradisionalis dan Islam modernis. Islam yang tradisionalis dalam hal ini diwakili oleh Nahdlatul Ulama (NU) disingkirkan. Kelompok yang identik dengan kaum sarungan ini dianggap tidak layak turut serta dalam pembangunan ekonomi sehingga dianggap tidak berhak mendapatkan akses.Namun, lanjut Gus Iim, meski tak mendapat akses langsung, kelompok tradisionalis bergerak dan berkembang terus. Anak-anak dari kelompok sarungan ini belajar berbagai macam disiplin ilmu, selain ilmu keagamaan, sehingga bisa beraktifitas di mana-mana.”Orang sekarang kaget melihat orang NU paling rapak ilmunya,” katanya. ”Betapa NU tumbuh dengan luar biasa, tanpa fasilitas negara. Sekarang kalau ada anak NU berusia 30, kalau dikasih kesempatan akan bisa melobi negara di dunia manapun.”Dalam hal pengembangan teknologi informasi, tambahnya, orang akan kaget melihat peringkat dalam www.alexa.com, situs pemantau rating website seluruh dunia, dimana media informasi NU Online www.nu.or.id menjadi website organisasi sosial kemasyarakatan yang paling banyak dikunjungi di dunia. ”Menurut kenyataan ini, kaum sarungan sudah tidak dianggap enteng,” kata Gus Iim. (nam)

Kamis, 04 Desember 2008

Gus Dur Deklarasikan Gatara

Jakarta, NU Online
Mantan presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Rabu (3/12), mendeklarasikan sebuah organisasi pergerakan dengan nama Gerakan Kebangkitan Rakyat atau disingkat Gatara.

Deklarasi dilakukan di kantor Wahid Institut yakni bekas rumah ayahanda Gus Dur, KH Wahid Hasyim, di Jl Taman Amir Hamzah 8 Matraman, Jakarta. Sejumlah sahabat dan para calon presiden hadir dalam deklarasi tersebut, antara lain Akbar Tanjung, Sutiyoso, Rizal Ramli, Hariman Siregar, dan Muchtar Pakpahan.

Deklarasi pendirian Gatara dibacakan oleh putri Gus Dur Yenny Wahid sementara visi-visi organisasi baru yang berlambang mirip Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu dibacakan oleh Lalu Misbah.

”Pada saat warga PKB kebingungan mau kemana menyampaikan aspirasinya, Gus Dur mendeklarasikan Gatara,” kata Lalu Misbah sebelum membacakan visi misi Gatara.

Dikatakan, organisasi baru ini berkomitmen untuk maju dan bangkit bersama elemen yang lain berdasarkan prinsip-prinsip keagamaan, kebangsaan dan kejuangan, yang terbuka dan demokratis.

Deklarasi ini juga ditandai dengan menekan sirine oleh Gus Dur sebagai Pemimpin Gatara dan pelepasan burung merpati sebagai simbol kebebasan dan keterbukaan.

Gus Dur mengatakan, Gatara didirikan untuk menampung berbagai aspirasi yang disampaikan kepadanya.

”Selama ini tidak ada gerakan penyambung. Banyak yang menyatakan begini dan begitu tapi tidak jelas tujuannya apa,” kata Gus Dur usai memencet sirine.

Rizal Ramli dalam orasinya menyatakan gerakan baru ini adalah salah satu bukti dukungan rakyat terhadap kepemimpinan Gus Dur.

”Pemerintah dan PKB boleh melupakan Gus Dur, tapi rakyat tidak akan melupakan Gus Dur. Bukan tidak mungkin gerakan ini nantinya akan tampil sebagai partai baru, Partai Kebangkitan Rakyat,” katanya.

Sementara itu Yenny Wahid menegaskan, Gatara bukanlah partai politik. Gatara, katanya, dibentuk atas usulan dari para pendukung Gus Dur di daerah-daerah. ”Kita akan mengukur seberapa besar gerakan ini di daerah-daerah,” tambahnya. (nam)

Istikharah Politik

Untuk memasuki era Demokrasi Terpimpin bukan perkara mudah buat para pemimpin NU. Walaupun organisasi para ulama itu setuju dengan Manifesto politik dan kembali ke UUD 1945, tetapi ketika hendak masuk di Kabinet dan DPRGR menjadi masalah soalnya ada dua aliran. Kiai Wahab menghendaki NU masuk dalam sistem itu, sementara Kiai Bisri Sansuri melarangnya.

Dengan argumen yang kuat akhirnya pendapat Kiai Wahab yang diterima secara resmi, sehingga NU masuk ke dalam sistem Demokrasi Terpimpin. Agar bisa mengendalikan politik dari tarikan PKI ke kiri. Sambil berkelakar sang kiai mengatakan bahwa yang penting masuk dulu, nanti keluarnya gampang.

Tetapi tetap tidak mudah bagi para pimpinan NU yang hendak masuk DPR, karena secara pribadi bebas memilih ikut atau tidak. Diantara Kiai yang bimbang adalah KH Masykur, termasuk Nyai Sholihah Wahid (ibu Gus Dur), yang harus berat memilih ikut Kiai Wahab sebagai garis resmi NU atau ikut ayahnya Kiai Bisri.

Untuk mengatasi kegamangan itu maka Kiai Masykur melakukan sembahyang istikharah, memohon petunjuk agar diberi pilihan yang tepat dan maslahat.

Dalam melakukan sembahyang ia membuat dua tulisan ikut dan tidak ikut dalam DPRGR yang dilipat dan ditaruh di bawah sajadah. Ketika Nyai Sholihah datang untuk mendiskusikan sikapnya terhadap tawaran menjadi Anggota DPRGR, pertanyaan itu tidak dijawab tetapi Sang Nyai diminta mengambil salah satu lipatan kertas di bawah sajadah, karena di situlah jawabannya. Tetapi dipesan tidak boleh dibaca, karena nanti nanti ada orang lain yang lebih tepat untuk membacakannya biar lebih obyektif.

Suatu ketika ada pertemuan pimpinan NU di rumah Nyai Sholihah di Matraman Jakarta beberapa kiai datang, termasuk Kiai Bisri yang menentang NU terlibat dalam demokrasi terpimpin. Justru saat itu Kiai Masykur menyuruh nyai Sholihah untuk menyerahkan tulisan itu kepada sang Kiai untuk dibacakannya.

Ketika lipatan kertas itu dibuka dan dibaca oleh Kiai Bisri ternyata berbunyi ikut DPRGR, akhirnya keduanya dengan yakin ikut menjadi anggota DPRGR yang dibentuk oleh Bung Karno. Walaupun Kiai bisiri secara pribadi tetap menolak terlibat, tetapi membiarkan anak dan Kiai Masykur masuk menjadi anggota DPRGR.

Pilihan politik yang berbeda tidak membuat mereka renggang, ketika ada tujuan besar yang hendak diraih bersama, yaitu cita-cita kejayaan Islam dan kaum Muslimin dan seluruh bangsa Indonesia (Abdul Mun’im DZ)

Pemimpin Muda, Modal PKB di Pemilu 2009


Jakarta, PKB Online - Hasil polling dari Lembaga Survei Indobarometer menyatakan bahwa Muhaimin Iskandar menempati urutan kedua sebagai capres muda pilihan. Posisi Ketua Umum DPP PKB itu masih satu strip di bawah Andi Mallarangeng.
Demikian dikemukakan salah seorang pengurus Lembaga Pemenangan Pemilu (LPP) PKB Faisol Reza saat mendampingi Muhaimin mengunjungi redaksi Harian Sindo di Jalan Kebon Sirih, Jakarta, Rabu (3/12/2008).

"Peta pertempuran Pemilu 2009 adalah pada suara pragmatis dan swing voters (pemilih pemula)," ujarnya.

Reza optimistis keberadaan para pemilih pemula ini akan menjadi pilar kekuatan PKB pada Pemilu 2009. Sebab, PKB merupakan partai yang dikelola oleh orang muda sehingga memudahkan dalam menarik simpati para pemilih pemula. "Sejumlah program kerja dengan sasaran para remaja juga telah diluncurkan," ujarnya.

Adapun mengenai ajakan golput yang dilontarkan Gus Dur, Reza menilai hal itu tidak akan berpengaruh signifikan dan tidak menjadi dasar bagi perilaku pemilih yang tidak menggunakan hak pilihnya pada Pemilu 2009. "Mereka golput karena jenuh dan kecewa, bukan karena ajakan Gus Dur," ungkapnya.

Untuk itu, PKB telah melakukan berbagai upaya sebagai terapi agar para pemilih tetap menggunakan hak pilihnya. "PKB melakukan terapi baik secara internal maupun eksternal," ujarnya.

Jumat, 17 Oktober 2008

KH. Lukman Hakim dan Islam Kebelet


10 Oktober 2008 14:26:25

www.gusmus.net


Orangnya kalem dan sederhana. Tapi, justru kekalemannya itu bikin orang penasaran. Ya, begitulah keseharian Lukman Hakim yang kesohor sebagai sufiolog (ahli tentang tasawuf), dosen dan juga penulis banyak buku. Dalam sebuah acara pengajian di bilangan Matraman, alumnus Pesantren Tebuireng, Jombang ini hadir menjadi pembicara.

Kali ini, ia mengudar persoalan tasawuf dalam kaitannya dengan pencapaian dunia yang damai. “Kalangan pluralis sering menghubungkan perdamaian dengan ayat,” Wahai manusia sesungguhnya kalian diciptakan terdiri dari laki-laki dan perempuan dan kami jadikan kalian berkelompok- kelompok dan bersuku-suku supaya kalian saling mengenal (lita’arafu)”. Dalam perspektif sufi, tafsir terhadap kata-kata “lita’arafu” bukan sekedar saling kenal-mengenal dan saling mencerdaskan, tetapi saling mengenalkan ma’rifatullah kepada sesama,” urainya didepan sekitar 50-an peserta.

Pemimpin Majalah Sufi ini, melihat Islam sekarang dalam tiga model. Pertama, Islam yang lagi kebelet mau ke kamar kecil dengan segala ketidaksabarannya. Biasanya, Islam model ini dengan modal sedikit pengetahuan tentang Islamnya pengen segalanya harus selesai dengan atas nama Islam. Kedua, setelah sampai di dalam WC, ada model Islam ngeden. Islam model ini, biasanya sering memaksakan sesuatu atas nama Islam yang sesungguhnya itu bukan Islam, tetapi nafsu Islam. Biasanya Islam model ini pengen cepat selesai segala urusanya dengan instan. Seperti kita lihat sekarang, ada gerakan-gerakan ritual dzikir instan. Dengan dzikir massal, lalu Tuhan disuruh bekerja. Ketiga, model Islam keluar dari WC, lalu melupakan WC dan penjaganya. Penjaga WC ternyata para kyai. “Kayak sekarang, para kyai diajak rembugan untuk ikut menyelesaikan persoalan bangsa. Tapi, setelah selesai, para kyai selalu ditinggalkan. Pahahal, kalau kebelet kembali lagi ke WC,” ujarnya dengan memakai metafora. Yah, begitulah, pak sufi. (mz)

Kamis, 02 Oktober 2008

Empat Karakter Capres AS


Oleh KH. Abdurrahman Wahid

Saat ini Amerika Serikat sedang mendekati pemilu presiden dan wakil presiden karena masa jabatan George W Bush akan berakhir pada 20 Januari 2009. Maka, pemenang pemilu yang akan menggantikannya.

Kalau John McCain menang, ia akan menjadi presiden dan Sarah Palin wakil presidennya. Sementara jika Barack Obama yang menang, ia akan menjadi presiden dan Joe Biden jadi wakilnya. Ini seperti mengulang terpilihnya Harry S Truman sebagai presiden, menghancurkan Thomas E Dewey dari Partai Republik.

Kalau Truman adalah ”perwakilan” dari Independence, sebuah kota kecil di negara bagian Missouri, Dewey adalah ”perwakilan” dari New York yang merupakan sebuah kota besar. Hal ini terjadi pula pada John McCain-Sarah Palin.

John McCain adalah seorang yang berasal dari Arizona, sebuah negara bagian yang memiliki daerah-daerah kering, di samping tanah-tanah pertanian yang sangat luas. Sarah Palin justru sebaliknya, ia adalah gubernur negara bagian Alaska yang dipenuhi salju Kutub Utara.

Pantainya yang panjang itu memiliki sumber-sumber minyak bumi. Karena Anchorage sebagai ibu kota negara bagian berukuran kecil saja dan sepi, Sarah Palin pantas menjadi ”perwakilan” sebuah kota kecil.

Bagaimanapun, dengan bersatunya warga padang pasir dan daerah bersalju John McCain dan Sarah Palin, yang terjadi adalah penyatuan ideologis dua orang yang pantas disebut sebagai ”orang kota kecil”. Justru di sinilah terlihat sangat menarik polarisasi keempat calon tersebut.

Di satu pihak, Obama yang berasal dari negara bagian Ohio itu harus dapat memunculkan diri sebagai ”perwakilan” kaum buruh kecil dan generasi tua. Padahal, usianya belum lagi 50 tahun. Joe Biden, sebagai seorang yang dianggap tua, profesi sebagai senator yang sekian lama dijalaninya (23 tahun), pada akhirnya membuat ia tampil sebagai profesional yang dianggap menguasai masalah-masalah luar negeri.

Walaupun Barack Obama juga seorang senator, ia baru sekali memegang jabatan itu sehingga belum diketahui penguasaan dirinya atas soal-soal diplomasi. Ini berarti ia bisa dinilai masih terlalu baru dalam kalangan itu untuk dijadikan seorang penyusun kebijakan presiden.

Sangatlah menarik untuk mengikuti kenyataan ini, karena ternyata lingkungan seseorang dapat menentukan ke arah mana ”bergerak” dalam karier politiknya. Inilah yang membedakan Dwight Eisenhower sebagai Presiden AS.

Karena ia orang militer, perilakunya sehari-hari menjadi sangat dipengaruhi profesinya itu. Sementara sebagai seorang pemilik toko kecil Haberdasher, Harry Truman diharapkan sangat teliti dalam urusan sehari-hari.

Hal ini tentu berbeda dari Franklin D Roosevelt, yang sangat jarang turun dari kursi roda. Di bawah Roosevelt, kebersihan kantor Gedung Putih dilakukan para asisten Gedung Putih. Walaupun mereka berbeda dalam menjalankan aktivitas sebagai presiden di Gedung Putih, kedua-duanya adalah seorang presiden negara besar seperti AS.

Perbedaan-perbedaan seperti inilah yang harus dikenal ”pengamat politik” AS, kalau diinginkan tulisan-tulisan mereka menjadi berbobot. Tentu saja hal itu diformulasikan seiring rencana-rencana kerja mereka jika telah mencapai Gedung Putih tersendiri, selain asumsi-asumsi domestik yang dibawa masing-masing.

Kalau Obama dan John McCain tidak melalui pemilihan presiden yang dinamis dan terbuka, perkembangan politik di Negeri Paman Sam itu memiliki dinamika akan bertindak sendiri melawan undang-undang dasar negara itu.

Maka, di negeri kita batasan-batasan UUD 1945 masih belum selesai dibuat. Apa yang dilakukan Thomas Jefferson dengan hak-hak dasar individual dari warga negara dan Alexander Hamilton dengan hak-hak dasar Negara bagian adalah batasan-batasan dalam pembahasan sebuah Undang-Undang Dasar AS.

Di luar kedua hal itu, para warga negara AS tidak mau mendiskusikan konstitusi negara tempat mereka hidup. Di negeri kita, belum pernah ada upaya untuk melakukan pembatasan-pembatasan seperti itu. Maka, kita tidak tahu pembahasan itu sudah sampai di mana.

Sekarang tampaknya pembahasan mengacu kepada adakah konstitusi kita dapat dibatasi pembahasan-pembahasan atasnya? Jika dibahas tentang batas-batas hak warga negara, hal itu harus mengacu bahwa konstitusi berlandaskan kemerdekaan.

Jadi, hak kelompok-kelompok minoritas seperti Ahmadiyah Indonesia, termasuk hak-hak dasar Front Pembela Islam (FPI), harus dilindungi. Benarkah ini batasannya? Perlu ada kejelasan, bukan?[]

*Ketua Umum Dewan Syura DPP Partai Kebangkitan Bangsa
(Seputar Indonesia, Jum’at, 26 September 2008).[]

Selasa, 30 September 2008

Selamat Idul Fitri 1429H


Selamat 'Idul Fitri 1429H
Mohon Maaf Lahir Bathin
Taqobballahu Minna Wa Minkum
......
Bangkitlah Bangsaku
Damailah Negeriku
Tetap Semangat Berjuang Demi Perubahan..

Selasa, 23 September 2008

Aji Hermawan » Mengapa Gus Dur ???

Bersama ini aku posting lagi komentar Dr Aji Hermawan, Dosen Pascasarjana IPB. Saya dapatkan tulisan ini semalam kita searching tulisan/komentar masalah Gus Dur. dan saya baca posting mas aji ini cukup menarik, dan menunjukkan kualitas mas aji sebenarnya.. selamat mencernanya>>>>

03 May 2004

Aji Hermawan » Mengapa Gus Dur ???

Memilih presiden mbok ya jangan diqiyaskan/dianalogikan dengan memilih
atlit, karyawan, atau direktur perusahaan. Institusi-institusi yg dijadikan
analogi adalah institusi yang tidak 'demokratik'. Kebetulan saya pernah
riset ttg 'workplace democracy', yang menjadi perjuangan kaum buruh di
Inggris. Jadi kalau mau memakai common sense ya jangan dialihkan konteksnya
ke memilih direktur (spt pendapat Hendrawan Nadesul dan Denny JA), atau
milih atlit (Usman), atau milih karyawan (Muaz).

Kalaupun mau dianalogikan ke tempat kerja juga boleh sih. Mari kita
perdebatkan, asal kita mau membuka 'kurungan' kita tentang 'workplace'.
Namun kalau kita sudah menerima 'taken for granted' bahwa bentuk-bentuk dan
struktur tempat kerja sekarang ini sebagai sebuah bentuk 'the best
practice', yang bisa kita adaptasi, yang tak pernah kita pertanyakan
'kebenaran' keberadaannya, maka ya sulit bagi kita untuk mendiskusikannya.

Tapi OK lah kita ndak perlu mengaduk-aduk hakikat workplace, cukup merefer
pada workplace yg sudah ada di benak orang awam. Di sini saya hanya ingin
menambahkan informasi saja bahwa umumnya di tempat kerja (paling tidak di UK
yg saya tahu) dikenal prinsip yang namanya 'equal opportunity'. Kalau ada
shareholder yg menolak memilih direktur karena alasan disable (cacat fisik
seperti buta) saya yakin kalau di sini akan masuk penjara. Jadi kalau
Hendrawan Nadesul dan Denny JA jika diberi kesempatan memilih direktur
perusahaannya di dalam wilayah hukum UK, saya jamin masuk mereka penjara
atau minimal kena sue dan bayar denda. Direktur yang hebat tentu direktur
yang tidak buta, tapi 'demokrasi ala UK' menjamin equal opportunity bagi
manusia yang cacat. Oleh karena itu saya agak heran dengan pendapat Denny
yg pakar demokrasi itu, dimana umumnya di negara2 demokrasi kaum
disadvantaged, meski minoritas, justru biasanya mendapatkan privilege.

>Menurut "Muaz Junaidi" :
>Di LN ada memang orang cacad menjadi politisi, tapi cacatnya biasanya
>lumpuh
>(tak bisa jalan). Lha kalau engga bisa lihat,

Di LN nya mana, Mas Muaz. Kalau di UK, Menteri Dalam Negeri-nya saat ini
BUTA. namanya David Blunket, kalau jalan dituntun anjing, kalau debat di
perlemen sangat canggih sambil meraba-raba huruf braille. Silakan kalau ada
waktu bisa di-search di BBC.co.uk. Saya yakin kalau yang jadi PM itu Denny
atau Hendrawan Nadesul, seorang David Blunket tak akan pernah jadi menteri.
Ngapain milih orang buta, wong yang melek saja masih banyak. Apa Inggris
kurang orang pinter dan melek?

Kalau mengenai common sense (saya kira saya ndak perlu mempertanyakan lagi
perjalanan sebuah 'sense' menjadi 'common sense', apa common sense mesti
benar, bagaimana common sense itu socially constructed, dll). Cukuplah saya
bandingkan dengan perdebatan yang sama di tempat yang berbeda, di milis
ppi-uk di Inggris ini. Common sense kebanyakan pelajar Inggris (yg sangat
sedikit mendukug GD) kok saya lihat justru menyesalkan hambatan bagi orang
buta untuk menjadi presiden (saya kebetulan hanya mengamati saja, ndak
ikutan diskusi). Apa karena kita berada di lingkungan yang berbeda, dimana
di sini setiap masuk kantor pasti ada akses untuk disable, masuk WC ada
akses untuk disable, kalau jadi boss WAJIB merekuit orang disable? Di UK
kalau anda cacat, wanita, dan minoritas (non-white) maka anda mendapatkan
peluang terbesar untuk dapat kerja.

Tapi ya ini sekedar pendapat sampingan saja dari saya. Silakan rekan-rekan
berteguh pada pendapat masing-masing. Saya pribadi cuma concern pada
hak-hak orang minoritas dan disable yg memang belum dihargai di Indonesia.
Siapapun mereka (ndak perlu Gus Dur), perlu dihargai. Kita perlu memulai
wacana yg menghargai cacat, daripada meng-exclude mereka dari ruang publik
kita (ndak hanya untuk jabatan presiden lho). Saya kok merasa kita ini
justru senang meng-alienasi orang cacat, baik cacat fisik (spt buta), cacat
agama (non-Islam), cacat spasial (non-Jawa), cacat gender (wanita), dan
cacat2 lainnya. Hal-hal seperti inikah yang akan terus
dikembangkan/dipertahankan di Indonesia?

Sebagai perbandingan juga mungkin tulisan berikut ini ada manfaatnya.
Tulisan di bawah ini adalah tulisan mhs pasca di UK, dosen UI, yg pada
pemilu kemarin kampanye untuk PKS (maksud saya ia jelas-jelas bukan
pendukung GD, kalau pendukung GD kan nanti bisa disebut mengkultuskan GD,
taklid buta, ndak pakai common sense).

Salam
Aji Hermawan

Pembekan Caleg PKB se Jawa Barat


Buka Puasa Alumni IPB Bersama 100 Anak Yatim


Gedung Alumni IPB, 22 September 2008
Bertempat di Lt 2 Gd ALumni IPB Bogor, Himpunan Alumni IPB mengadakan buka puasa bersama dgn 100 anak yatim. Acara ini memang rutin setiap tahun. Hal yang membedakan pada acara tahun ini adalah kesan yang muncul adalah moment ini dimanfaatkan juga oleh para kandidat menjelang Munas Alumni IPB yang rencananya diadakan bulan depan. Tampak hadir para kandidat, Bp Mustafa Abubakar (Kabulog), Farid Faqif, Rifda, Didik HG, Rektor IPB Hery Suhardiyanto. Selain itu tampak alumni senior (angkatan belasan) juga banyak yang hadir. Penulis sendiri, menyempatkan hadir untuk bersilaturahim dengan senior-senior alumni.
Acara resmi buka puasa bersama dimulai oleh sambutan2, ceramah agama dan pemberian bingkisan buat anak yatim. Setelah sholat maghrib dilanjutkan makan dan obrolan santai masing-masing alumni. Topik obrolan cukup variatif, adari masalah gedung alumni, mengorek kenangan lama sampai masalah sekitar politik. Maklum, banyak alumni ipb yang terjun di politik praktis, ada di PKB, PDIP, PAN maupun di PKS. tapi dalam pertemuan tadi politisi yang muncul hanya dari PDIP, PAN dan PKB.

Begitu saja dulu laporan pandangan mata acara buka puasa alumni ipb, dan insya allah akan dilanjutkan minggu depan pada acara buka puasa bersama di tempat mbak Rifda.

salam

Sabtu, 06 September 2008

Senin, 01 September 2008

PKB Bogor For PEMILU 2009


Memasuki bulan ramadhan 1429 H ini, DPC Kota Bogor telah mamasang 54 spanduk ucapan selamat ramadhan yang dicetak oleh DPW PKB Jawa Barat. Selain itu, caleg-caleg dari PKB Kota Bogor juga telah melakukan hal yang sama, baik dengan membuat spanduk, stiker ataupun pamflet. Ini dapat diartikan sebagai kesiapan PKB KOta Bogor menghadapi PEMILU 2009.

Sesuai dengan target awal, yaitu berusaha meraih 50 ribuan suara atau sekitar 5 kursi DPRD Kota Bogor, maka mulai saat ini genderang perang sudah ditabuh. Dengan 29 caleg andalan yang disodorkan, PKB KOta Bogor optimis akan meraih 5 kursi.

DEKLARASI PILKADA DAMAI KOTA BOGOR





PENCANAGAN PILKADA KOTA BOGOR DAMAI


Tampak Wakil Ketua Tim SUkses Pasangan DO'A , Ir Heri Firdaus, bersama Wakil Sekretaris Tim SUkses, Syafrudin Bima, ikut daklam rombongan pawai PILKADA Damai bersama teman PPM.

Psangan Dody - Erick Suganda (DO'A) didampingi tim suksesnya a.l. Ir Heri Firdaus, H. Helmy Sutikno dan Syafrudi Bima tampak serius tapi santai mendengarkan arahan dari KPU tentang rute Pawai PILKADA DAMAI


Pasangan Calon Walikota-Wakil Walikota H Dody Rosady, M.Eng - H. Erick I. Suganda, MBA (DO'A) memperkenalkan dirinya dihadapan peserta pencanagan PILKADA DAMAI.

Rabu, 27 Agustus 2008

Jumat, 22 Agustus 2008

CALEG DPRD KOTA BOGOR DARI PKB


Tepat pukul 23.30, 19 Agustus 2008 kemarin.. secara resmi DPC PKB Kota Bogor menyerahkas berkas caleg DPR Kota Bogor sebanyak 29 orang. Terdiri dari 21 caleg laki-laki dan 8 caleg perempuan. Komposisi caleg dari pkb kota bogor terdiri dari sekitar 70% dari kader PKB/NU dan sisanya sekitar 30% dari profesional.

Melihat komposisi caleg PKB Kota Bogor saat ini, kami sangat optimis target mendapatkan 5 kursi dewan terpenuhi. Pemilu 2009 nanti, NU akan kembali all out mendukung dan mengkampanyekan PKB, apalagi dari sekian caleg ada caleg jadi yang memang direkomendasikan oleg PC NU. Selain mengandalkan basis utama PKB/NU, PKB Kota Bogor nantinya akan mengandalkan basis dukungan dari celeg luar yang diusung oleh PKB. Ada dari komunitas madrsah se sekota bogor, kelompok pemuda karang taruna, dan jaringan MUI/BAZ Bogor Barat.

Sedangkan, Ketua DPC sendiri, IR Heri Firdaus, tahun ini sesuai dengan komitmen awal tidak mencalegkan diri untuk DPRD Kota Bogor. Ini bagian dari upaya sekaligus strategi bagaimana mengoptimalkan sumberdaya yang ada bagi tercapainya tujuan, yaitu meraih 5 kursi dprd kota bogor. Ketua DPC PKB Kota Bogor, Ir Heri Firdaus, akan fokus memanage calon dan mengalokasikan sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien dan menghindari adanya konflik interest. Memang ini merupakan ijtihad politik probadi sang ketua, diharapkan jika ini berhasil akan dibawa ke forum DPW/DPP untuk dijadikan referensi membangun partai.

Jumat, 18 Juli 2008

BACK TO SEMARANG




Ini mungkin akhir episode dinamika internal PKB selama ini. Setelah sekian lama "berkonflik", akhirnya yang memutuskan Mahkamah Agung, yaitu "Kepengurusan Kembali ke Hasil Muktamar Semarang". Mungkin ini bagian dari solusi, dan merupakan "win-win solution", karena Gus Dur dan Cak Imin tetap dalam satu paket sebagai nahkoda PKB. Dan ini merupakan harapan saya, dan bahkan harapan jutaan kader PKB.

Dengan menyatunya duet Gus Dur-Cak Imin maka kekuatan yang selama ini terpencar menyatu kembali, bahkan bisa jadi lebih besar lagi. Gus Dur telah berhasil mengkonsolidasikan kekuatan Kyai Kampung dan pendukung-pendukung baru, sedangkan Cak Imin telah mampu meyakinkan PBNU bahwa PKB adalah Mata Rantai Politik NU. dan NU siap mendukung sepenuhnya untuk kebesaran PKB.

Dukungan-dukungan yang mengalir baik ke Gus Dur maupun cak imin ini, seharusnya menjadi modal PKB menghadapi PEMILU 2009. Dengan bertambahnya jumlah PARPOL dan partai2 lain sudah lama melakukan konsolidasi, mau tidak mau kader PKB harus bekerja ekstra mengejar ketertinggalan untuk meraih kembali simpati rakyat. Mulai sekarang, STOP kubu-kubuan, dan Kembali Bergandengan Tangan, Satukan Kekuatan untuk Kemenangan Politik Nahdhiyin.

Kamis, 17 Juli 2008

CALEG DPRD KOTA BOGOR DARI PKB



Hari kedua setelah dibuka pendaftaran caleg dprd kota bogor dari ipb, sudah banyak yang mendaftar. Baik dari kalangan internal pengurus maupun dari profesional. Dan formulir juga diantarkan ke ketua syuriah NU Kota Bogor KH Yusuf Syafei untuk diberikan kepada kader NU. Dan Pak Kyai sangat menerima baik dan antusian untuk memenagkan PKB dalam PEMILU 2009, apalagi saat ini, dalam PILKOT NU dan PKB sama-sama mendukung Pak Dody Rosady.

Dari kalangan profesional udah ada yang mengambil formulir, yaitu dari konsultan kehutanan, aktivis LSM dan seorang GM hunian terkenal di Kota Bogor. Mudah-mudahan dengan banyaknya yang mendaftarkan diri ini menambah keoptimisan teman pengurus PKB Kota Bogor untuk meraih minimal 5 Kursi Legislatif DPRD KOta Bogor.

Rabu, 16 Juli 2008

PKB KOTA BOGOR MEMBUKA PENDAFTARAN CALEG


Mulai hari ini, PKB Kota Bogor telah membuka kesempatan bagi warga bogor untuk mendaftarkan diri menjadi caleg anggota DPRD Kota Bogor periode 2009-2014 dari PKB. Alokasi caleg yang ditetapkan PKB adalah minimal 30% perempuan dan ada juga perwakilan dari penyandang cacat. Sedangkan komposisi yang disiapkan adalah 70% dari kader PKB & NU, dan 30% dari kelompok profesional, aktivis LSM, tokoh pendidikan, pengusaha dan simpatisan lainnya.

PKB kota bogor juga akan menerapkan aturan internal para caleg yaitu siapa yang mendapatkan suara terbanyak, maka celeg tersebut yang berhak terlebih dahulu menduduki kursi anggota legislatif. Ini diupayakan agar masing-masing caleg mempunyai kesempatan yang sama dan berjuang semaksimal mungkin. Dengan demikian, raihan suara PKB diyakini akan terdongkrak. Namun yang pasti, caleg2 yang akan ditampilkan yang telah lulus uji publik dan kompetensi dasar sebagai calon anggota dewan.

Senin, 14 Juli 2008

PKB KOTA BOGOR MENGUSUNG DODY ROSADY CALON WALIKOTA BOGOR

Setelah melewati beberapa tahap, dari survey internal, penjaringan lewat Musyawarah Kebangkitan, Rapat Pleno DPC, dan konsultasi ke DPW dan DPP akhirnya DPC PKB Kota Bogor mengeluarkan SK dukungan dan pengusungan kepada sdr H Dody Rosady, M.Eng sebagai calon walikota bogor 2009-2014.
Secara resmi dukungan ini diberikan, minggu, 13 Juli 2008, bertepatan dengan Hari Ulang Tahun Pak Dody Rosady. Jadinya acara dukungan ini merupakan kado istimewa buat pak Dody..

Kenapa PKB dukung Dody Rosady?
Ini karena beberapa alasan.. yang paling utama dukunga ini merupakan desakan kader pkb dari tingkat ranting pada saat MUSKIT untuk memlilh Dody Rosady, alasan mereka karena Dody Rosady mempunyai kesamaan visi dan misi dan ideologi yang sama dengan teman2 PKB.. Jadi pilihan ke Pak Dody diharapkan nilai-nilai ahlussunnah wal jama'ah, yang salah satu cirinya adalah mempertahankan tradisi yang baik, akan tetap tumbuh di Kota Bogor. Yang pasti dengan Dody Rosady diharapkan "BERUBAH" menuju Kebangkitan & Kedamaian Kota Bogor

REFRESHING EUY


mencoba main war game bersama ponakan dan anakku


keponakanku dan anakku yang no.2 mencoba main bom-bom car



aku, istri, ponakan dan anakku berpose di miniatur borubudur di arena PRJ

Minggu, 06 Juli 2008

AKhir Pekan Minggu Pertama Juli 2008


Sudah tiga hari ini kondisi saya kurang fit.. mungkin karena kecapaian kerjaan2 kemarin yang banyak menyita waktu, pikiran dan tenaga, bahkan sampai larut malam terus. Ini juga ditambah dengan kepuyengan saya, karena termin I proyek yang ditunggu-tunggu ternyata belum masuk rekening juga, jadinya cashflow sangat terganggu. Terlebih lagi, seharusnya dana untuk kerjaan yang INFEDS dari Depdagri sudah masuk, namun ketika aku cek kemarin, ternyata dananya ketolak.. ternyata dana di rekening udah kosong, akhirnya statusnya dorman, terpaksa aku setor baru lagi untuk mengaktifkan lagi.. yach.. maklum aja ya.. he..he..

Tadi malam (minggu), aku dapat undangan untuk menghadiri pertemuan di dua tempat hari ini dan nanti malam. Pertama pertemuan di Bandung, sosialisasi caretaker versi cak imin yang diketuai Mas Helmy Faishal, dan satu salagi undangan ke Purwakarta, acara ngumpul2 ketua DPC PKB se Jawa Barat. Tapi apa daya, kondisi fisik saya yang tidak memungkinkan, akhirnya aku putuskan tidak hadir semuanya.. karena sampai sekarang badanku masih lemas, bahkan tadi pagi aku paksakan ngantar keluarga ke kolam renang tapi aku tidak bisa turun ke kolam renang..

Yach.. begitulah cerita akhir mingguku kali ini...
saya hanya berdoa semoga aku cepat fit kembali, problem di partaiku cepat berakhir dan bisnisku lancar kembali.

Jumat, 04 Juli 2008

TOKOH TOKOH PKB


Cak imin, prof khairil anwar (dekan pasca sarjana IPB), Mbak Yeni dan Mas Heri Firdaus



Gus Dur, Mbak Yeni, Cak Imin, KH Zainal Al Falak dan Ust Totok al Gozaly Bogor
saat penanaman pohon jati di pesantren al falak pagentongan - bogor



Rabu, 02 Juli 2008

Kembali Konsentrasi Pada Pekerjaan Pokok


Setelah cukup lama waktu tersita penuh ngurusin politik, hari ini aku akn berkonsentrasi pada pekerjaan pokokku yang memang menjadi penopang hidupku. Proyek Pendampingan Petani Garam dengan DKP udah mau survey lapang, dan aku harus memimpin rapat tim nanti malam. inisiasi pekerjaan yang atas nama INFEDS dengan Bank Dunia & KPDT juga udah masuk tahap penilaian usulan teknis, tinggal nunggu NOI, dan aku harus membereskan dokumen infeds yang masih banyak kekurangan temasuk perubahan akta notaris dan penyelesaian pajak-pajak yang tertunda.

Selain urusan pekerjaan, hari ini aku juga harus nyiapkan bahan presentasi Komite Sekolah pada Sabtu besok dihadapan orang tua murid baru SDN Polisi 4. Dan banyak lagi urusan-urusan lain yang harus segera dituntaskan dalam minggu ini.

Ya.. begitulah hari-hariku, ditengah kesibukan ngurusin politik aku juga harus tetap sukses dalam bisnis dan dunia sosial lainnya. Doakan ya.. semoga aku masih tetap sehat dan dalam lindungan Allah Swt

Selasa, 01 Juli 2008

HARI SENIN DENGAN BERITA MENGEJUTKAN

ng
Senin, 30 Juni 2008....
tepat jam 5.30 pagi, aku dibangunkan teman semobil.. ternyata rombongan kita udah sampai bogor lagi. Kebetulan semalaman suntuk kita melakukan perjalanan dari tasikmalaya, setelah mengikuti acara MUSWILUB DPW PKB JABAR.

Sengaja aku mampir dulu ke kantor partaiku yang ada di jl gunung batu loji 10A, dekat YONIF 315. aku langsung ke kamar mandi dan langsung sholat subuh. setelah itu aku melanjutkan pulang ke rumah dan sekaligus melanjutkan tidurku sampai jam 9 an.. Sudah merasa cukup tidurku, aku langsung mandi dan sarapan pagi yang telah disiapkan oleh istriku.

Setelah selesai sarapan plus ditambah secangkir kopi dan dua batang rokok sampoerna mild, istriku ngajak pergi ke sekolah anakku yang di SD Polisi 4 untuk beli buku paket kelas 2 SD. Ternyata harga bukunya cukup mahal juga ya.. lebih dari 500 rb.. ternyata biaya pendidikan sangat mahal. Makanya aku berniat dalam hati, kalau saya punya wewenang, aku akan gratiskan biaya pendidikan terutama untuk yang kurang mampu.

Selesai urusan di sekolahan, aku mencari ATM BNI (maklum di dompet udah menipis). Namun sial betul.. hari ini ATM BNI tidak online semua. mungkin ini juga gara-gara listrik se kota bogor mati. karena udah keliling lelah aku langusng ke kantor lagi, eh sampai kantor listrik masih padam, dari pada bengong dikantor aku putuskan pulang. yang manfaatkan waktu untuk istri.. lumayan khan.. ehm..

Nah.. ini dia, sore hari aku dapat sms berita dari temen anggota DPRD Tasikmalaya , isinya "MLB PKB Parung dan MLB PKB Ancol sama-sama tidak sah". Awalnya aku tanggapin dingin atas berita itu, karena memang sebelumnya saya sudah mendengar kemungkinan keluarnya putusan itu. Tapi setelah itu aku juga kirim SMS ke teman-teman "Konsep "Back to Semarang" mungkin paling ideal buat PKB, sehingga mampu berdiri tegap menatap pertempuran PEMILU 2009". namun bagi seorang saya yang hanya bagian kecil dari PKB ini hanya bisa berharap saja, semoga dinamika ini cepat berakhir.. dan akupun masih yakin, PKB akan menjadi partai besar di kemudian hari...

salam dari bogor

Sabtu, 28 Juni 2008

Cerita Akhir Pekan: Hari-hari Yang Melelahkan

Seminggu ini jadualku penuh banget, tingkat pressur yang tinggi dan berkejaran dengan waktu. Saya sebagai pimpinan parpol di kota bogor sibuk menghadapi PILKADA 2008, dan sampai saat ini partai kami belum menetukan sikap.. memang MUSKIT telah dilaksanakan, tapi pembahasan lebih lanjut masih alot. Disisi lain, kami menginginkan mencari figur pemimpin yang mampu melakukan perubahan drastis terhadap pembangunan kota bogor. Saat ini paket koalisi yang terbangun cukup kuat ada dua, dan semuanya dari birokrat.. kita mencoba paket lain, tapi begitu susahnya mengajak teman-teman partai lain menetapkan paket pasangan itu.. ada yang udah siap maju dengan janji-janji segudang, tapi fakta lain mengatakan bahwa sampai saat ini calon itu tidak siap betul baik mental maupun materi. akhirnya sampai detik itu partai yang saya pimpin belum menentukan arah.

Belum lagi seklesai urusan PILKADA, kami juga dihadapkan pada urusan pelik di pucuk pimpinan, ada MUSWILUB yang akan digelar besaok minggu 29 juni 2008, dan ditingkat DPP masih menunggu hasil keputusan pengadilan di tingkat kasasi. semuanya itu menguras tenaga, pikiran dan materi.. dan telah menjadi "korban" adalah kekluargaku, karena aku pulang hampir tiap malam lewat jam 12 malam. Namun untungnya saya punya keluarga yang pengertian, jadinya tidak menjadi masalah serius. Memang perjuangan butuh pengorbanan..

Disela-sela aku ngurusin partai politik, tentunya bisnis saya di bidang konsultan harus tetap jalan, aku telah menugaskan staf saya untuk menghandle proyek yang sedang berlangsung.. dan saya terus mencari peluang-peluang baru utuk mendapatkan kontrak. Lain lagi dengan aktivitas LSM dan organisasi lainnya, minggu ini juga penuh, Dewan Hortikultura Nasional (DHN) yang mana aku juga didalamnya sedang menyikapai dampak kenaikan BBM terhadap bisnis hortikultura, jadinya rapat-rapat DHN juga mulai padat, dan di LSM lain, INFEDS yang aku pimpin juga lagi merintis kerjasama denga Kesbangpol Depdagri dan KPDT. presentasi dan pertemuan-pertemuan juga dilakukan dalam minggu ini. jadi bisa dibayangkan waktu terkuras untuk itu.. tapi terus terang aku menikmatinya kok..

ya.. begitulah cerita akhir pekanku kali ini..

Senin, 23 Juni 2008

Heri & NU


Menghadiri Acara Puncak HARLAH NU ke 82 di Gelora Bung Karno bersama ratusan ribu jamaah


Bersama guru-guru saya, Ust Toto AbN dan KH Babas Buntet pada acara Bogor Bertawassul



http://home.bogorcenter.com/beranda/politik/62-news-politik/153-heri-firdaus-bogor-perlu-pemimpin-yang-jujur.html

Politik PILKADA KOTA Bogor

Heri Firdaus: Bogor Perlu Pemimpin Yang Jujur PDF Print E-mail
Written by Heri
Monday, 26 May 2008 11:23

Heri Firdaus: Kota Bogor Perlu Pemimpin Yang Jujur

Kota Bogor Tiga bulan lagi akan mengadakan hajat demokrasi yaitu pemeilihan Kepala Daerah. Dari beberapa nama yang beredar di media massa baik yang terang-terangan maupun secara implisit sudah banyak bermunculan nama-nama kandidat yang mencoba menggantikan posisi walikota lama, H Diani Budiarto. Selaian beliau sendiri yang masih mengnginkan jabatan itu, muncul nama-nama lain seperti sekdakot sekarang Pak Dody Rosady, Syaifful Anwar, Syafeei Bratasenjaya, Eric Suganda, KH Mustofa Abdullah bin Nuh dan Ahmad Ru'yat. Ada yang diusung partai ada yang mencoba keberuntungannya lewat jalur independent.

Mengomentari perkembangan dinamika politik kota bogor, Ir Heri Fidaus yang ditemui di lingkungan kantor beliau di kawan Gedung ALumni IPB yang mana beliau juga sebagai ketua PKB Kota Bogor mengungkapkan bahwa Kota Bogor saat ini perlu orang yang jujur. Alasannya dari sekian nama yang muncul secara kapasitas dan kapabilitas tidak jauh berbeda. Semuanya punya kelebihan tersediri, well educated, pengalaman, punya basis dukungan tersendiri.Jadi menurut kang Heri, yang juga aktif di organisasi NU dan Organisasi profesi, kota bogor saat ini harusnya memilih kandidat yang jujur, baik pada dirinya sendiri, pada masyarakat maupun pada gusti Allah. Kalau menilai jujur tidaknya seseorang bisa dilihat dari jejak rekam mereka, dari pernyataan-pernyataa yang dikeluarkan dan dibandingkan dengan fakta yang ada dilapangan. Kaau calon itu pejabat, mengukur apakah dia ujur atau tidak bisa dilihat dari pernyataan atau LKPJ nya dibandingkan dengan kondisi objectif pembangunan yang telah dilaksanakan. Kalau dia non pejabat, misalnya pengusaha bisa dilihat apakah dia juga jujur dalam menjalankan usahanya atau malah berlaku curang terhadap rekan bisnis atau pemberi pekerjaannya.

Selanjutnya, ketika ditanya bagaimana sikap PKB Kota Bogor, mas Heri Firdaus, dengan santai mengatakan bahwa "PKB akan memilih dan mengusung calon yang jujur, calon yang mampu memperjuangkan dan mengamalkan nilai-nilai NU, dan lebih baik lagi kalau calon itu memang kader NU tulen". Ini dilakukan oleh PKB Kota Bogor untuk menyelamatkan dan melanjutkan nilai-nilai perjuangan yang telah diupayakan oleh NU sejak lahir dan sampai saat ini yang terus diperjuangkan terutama oleh Gus Dur. Karena, kalau nilai-nilai NU sudah terkikis di Kota Bogor maka 5-10 tahun kemudian kehidupan keberagamaan, sosial dan politik di Kota Bogor akan mengalami banyak goncangan. Makanya kami mencoba menwarkan nilai-nilai yang mampu menyeimbangkan politik kanan yang cenderung keras dengan politik kiri. gerakan kita adalah gerakan yang mampu menyejukkan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

http://home.bogorcenter.com/beranda/politik/62-news-politik/153-heri-firdaus-bogor-perlu-pemimpin-yang-jujur.html

Jumat, 23 Mei 2008

Salam

Ketika kujumpa teman lamaku disebuah cafe disudut kota bogor, dan saat itu bicara dgn topik yang beragam.. ketika itu, sang teman ngasih kartu nama.. dan disana tertulis juga alamat blogspot. Ah aku belum punya alamat blog nich.. belum bisa.. tolong ajarin donk.. desak aku ketemanku.
Ah.. kamu, jaman gini tidak punya blog?
akhirnya mulai saat itu juga aku tertarik membuat blog sendiri, yang menurutku juga bermanfaat bagi aku dan pihak lain yang punya hubungan denganku baik partner kerja, partner politik dan sebagainya..

maka mulai sekarang aku memulai itu.. dengan mengucapkan Bismillahirrohmannirrohim...
semoga blog ini tetap aktif dan bermanfaat..

salam dari bogor
Bangkitlah bangsaku, damailah negeriku


Blogspot Templates by Isnaini Dot Com. Powered by Blogger and PDF Downloads