Selasa, 30 September 2008

Selamat Idul Fitri 1429H


Selamat 'Idul Fitri 1429H
Mohon Maaf Lahir Bathin
Taqobballahu Minna Wa Minkum
......
Bangkitlah Bangsaku
Damailah Negeriku
Tetap Semangat Berjuang Demi Perubahan..

Selasa, 23 September 2008

Aji Hermawan » Mengapa Gus Dur ???

Bersama ini aku posting lagi komentar Dr Aji Hermawan, Dosen Pascasarjana IPB. Saya dapatkan tulisan ini semalam kita searching tulisan/komentar masalah Gus Dur. dan saya baca posting mas aji ini cukup menarik, dan menunjukkan kualitas mas aji sebenarnya.. selamat mencernanya>>>>

03 May 2004

Aji Hermawan » Mengapa Gus Dur ???

Memilih presiden mbok ya jangan diqiyaskan/dianalogikan dengan memilih
atlit, karyawan, atau direktur perusahaan. Institusi-institusi yg dijadikan
analogi adalah institusi yang tidak 'demokratik'. Kebetulan saya pernah
riset ttg 'workplace democracy', yang menjadi perjuangan kaum buruh di
Inggris. Jadi kalau mau memakai common sense ya jangan dialihkan konteksnya
ke memilih direktur (spt pendapat Hendrawan Nadesul dan Denny JA), atau
milih atlit (Usman), atau milih karyawan (Muaz).

Kalaupun mau dianalogikan ke tempat kerja juga boleh sih. Mari kita
perdebatkan, asal kita mau membuka 'kurungan' kita tentang 'workplace'.
Namun kalau kita sudah menerima 'taken for granted' bahwa bentuk-bentuk dan
struktur tempat kerja sekarang ini sebagai sebuah bentuk 'the best
practice', yang bisa kita adaptasi, yang tak pernah kita pertanyakan
'kebenaran' keberadaannya, maka ya sulit bagi kita untuk mendiskusikannya.

Tapi OK lah kita ndak perlu mengaduk-aduk hakikat workplace, cukup merefer
pada workplace yg sudah ada di benak orang awam. Di sini saya hanya ingin
menambahkan informasi saja bahwa umumnya di tempat kerja (paling tidak di UK
yg saya tahu) dikenal prinsip yang namanya 'equal opportunity'. Kalau ada
shareholder yg menolak memilih direktur karena alasan disable (cacat fisik
seperti buta) saya yakin kalau di sini akan masuk penjara. Jadi kalau
Hendrawan Nadesul dan Denny JA jika diberi kesempatan memilih direktur
perusahaannya di dalam wilayah hukum UK, saya jamin masuk mereka penjara
atau minimal kena sue dan bayar denda. Direktur yang hebat tentu direktur
yang tidak buta, tapi 'demokrasi ala UK' menjamin equal opportunity bagi
manusia yang cacat. Oleh karena itu saya agak heran dengan pendapat Denny
yg pakar demokrasi itu, dimana umumnya di negara2 demokrasi kaum
disadvantaged, meski minoritas, justru biasanya mendapatkan privilege.

>Menurut "Muaz Junaidi" :
>Di LN ada memang orang cacad menjadi politisi, tapi cacatnya biasanya
>lumpuh
>(tak bisa jalan). Lha kalau engga bisa lihat,

Di LN nya mana, Mas Muaz. Kalau di UK, Menteri Dalam Negeri-nya saat ini
BUTA. namanya David Blunket, kalau jalan dituntun anjing, kalau debat di
perlemen sangat canggih sambil meraba-raba huruf braille. Silakan kalau ada
waktu bisa di-search di BBC.co.uk. Saya yakin kalau yang jadi PM itu Denny
atau Hendrawan Nadesul, seorang David Blunket tak akan pernah jadi menteri.
Ngapain milih orang buta, wong yang melek saja masih banyak. Apa Inggris
kurang orang pinter dan melek?

Kalau mengenai common sense (saya kira saya ndak perlu mempertanyakan lagi
perjalanan sebuah 'sense' menjadi 'common sense', apa common sense mesti
benar, bagaimana common sense itu socially constructed, dll). Cukuplah saya
bandingkan dengan perdebatan yang sama di tempat yang berbeda, di milis
ppi-uk di Inggris ini. Common sense kebanyakan pelajar Inggris (yg sangat
sedikit mendukug GD) kok saya lihat justru menyesalkan hambatan bagi orang
buta untuk menjadi presiden (saya kebetulan hanya mengamati saja, ndak
ikutan diskusi). Apa karena kita berada di lingkungan yang berbeda, dimana
di sini setiap masuk kantor pasti ada akses untuk disable, masuk WC ada
akses untuk disable, kalau jadi boss WAJIB merekuit orang disable? Di UK
kalau anda cacat, wanita, dan minoritas (non-white) maka anda mendapatkan
peluang terbesar untuk dapat kerja.

Tapi ya ini sekedar pendapat sampingan saja dari saya. Silakan rekan-rekan
berteguh pada pendapat masing-masing. Saya pribadi cuma concern pada
hak-hak orang minoritas dan disable yg memang belum dihargai di Indonesia.
Siapapun mereka (ndak perlu Gus Dur), perlu dihargai. Kita perlu memulai
wacana yg menghargai cacat, daripada meng-exclude mereka dari ruang publik
kita (ndak hanya untuk jabatan presiden lho). Saya kok merasa kita ini
justru senang meng-alienasi orang cacat, baik cacat fisik (spt buta), cacat
agama (non-Islam), cacat spasial (non-Jawa), cacat gender (wanita), dan
cacat2 lainnya. Hal-hal seperti inikah yang akan terus
dikembangkan/dipertahankan di Indonesia?

Sebagai perbandingan juga mungkin tulisan berikut ini ada manfaatnya.
Tulisan di bawah ini adalah tulisan mhs pasca di UK, dosen UI, yg pada
pemilu kemarin kampanye untuk PKS (maksud saya ia jelas-jelas bukan
pendukung GD, kalau pendukung GD kan nanti bisa disebut mengkultuskan GD,
taklid buta, ndak pakai common sense).

Salam
Aji Hermawan

Pembekan Caleg PKB se Jawa Barat


Buka Puasa Alumni IPB Bersama 100 Anak Yatim


Gedung Alumni IPB, 22 September 2008
Bertempat di Lt 2 Gd ALumni IPB Bogor, Himpunan Alumni IPB mengadakan buka puasa bersama dgn 100 anak yatim. Acara ini memang rutin setiap tahun. Hal yang membedakan pada acara tahun ini adalah kesan yang muncul adalah moment ini dimanfaatkan juga oleh para kandidat menjelang Munas Alumni IPB yang rencananya diadakan bulan depan. Tampak hadir para kandidat, Bp Mustafa Abubakar (Kabulog), Farid Faqif, Rifda, Didik HG, Rektor IPB Hery Suhardiyanto. Selain itu tampak alumni senior (angkatan belasan) juga banyak yang hadir. Penulis sendiri, menyempatkan hadir untuk bersilaturahim dengan senior-senior alumni.
Acara resmi buka puasa bersama dimulai oleh sambutan2, ceramah agama dan pemberian bingkisan buat anak yatim. Setelah sholat maghrib dilanjutkan makan dan obrolan santai masing-masing alumni. Topik obrolan cukup variatif, adari masalah gedung alumni, mengorek kenangan lama sampai masalah sekitar politik. Maklum, banyak alumni ipb yang terjun di politik praktis, ada di PKB, PDIP, PAN maupun di PKS. tapi dalam pertemuan tadi politisi yang muncul hanya dari PDIP, PAN dan PKB.

Begitu saja dulu laporan pandangan mata acara buka puasa alumni ipb, dan insya allah akan dilanjutkan minggu depan pada acara buka puasa bersama di tempat mbak Rifda.

salam

Sabtu, 06 September 2008

Senin, 01 September 2008

PKB Bogor For PEMILU 2009


Memasuki bulan ramadhan 1429 H ini, DPC Kota Bogor telah mamasang 54 spanduk ucapan selamat ramadhan yang dicetak oleh DPW PKB Jawa Barat. Selain itu, caleg-caleg dari PKB Kota Bogor juga telah melakukan hal yang sama, baik dengan membuat spanduk, stiker ataupun pamflet. Ini dapat diartikan sebagai kesiapan PKB KOta Bogor menghadapi PEMILU 2009.

Sesuai dengan target awal, yaitu berusaha meraih 50 ribuan suara atau sekitar 5 kursi DPRD Kota Bogor, maka mulai saat ini genderang perang sudah ditabuh. Dengan 29 caleg andalan yang disodorkan, PKB KOta Bogor optimis akan meraih 5 kursi.

DEKLARASI PILKADA DAMAI KOTA BOGOR





PENCANAGAN PILKADA KOTA BOGOR DAMAI


Tampak Wakil Ketua Tim SUkses Pasangan DO'A , Ir Heri Firdaus, bersama Wakil Sekretaris Tim SUkses, Syafrudin Bima, ikut daklam rombongan pawai PILKADA Damai bersama teman PPM.

Psangan Dody - Erick Suganda (DO'A) didampingi tim suksesnya a.l. Ir Heri Firdaus, H. Helmy Sutikno dan Syafrudi Bima tampak serius tapi santai mendengarkan arahan dari KPU tentang rute Pawai PILKADA DAMAI


Pasangan Calon Walikota-Wakil Walikota H Dody Rosady, M.Eng - H. Erick I. Suganda, MBA (DO'A) memperkenalkan dirinya dihadapan peserta pencanagan PILKADA DAMAI.


Blogspot Templates by Isnaini Dot Com. Powered by Blogger and PDF Downloads